TEORI PERTUKARAN SOSIAL (SOCIAL EXCHANGE THEORY)
Sudut pandang Pertukaran Sosial berepndapat bahwa orang
menghitung nilai keseluruhan dari sebuah hubungan dengan mengurangkan
pengorbanannya dari penghargaan yang diterima (Monge dan Contractor, 2003).
Tokoh-tokoh yang mengembangkan teori pertukaran sosial
antara lain adalah psikolog John Thibaut dan Harlod Kelley (1959), sosiolog
George Homans (1961), Richard Emerson (1962), dan Peter Blau (1964).
Berdasarkan teori ini, kita masuk ke dalam hubungan pertukaran dengan orang
lain karena dari padanya kita memperoleh imbalan. Dengan kata lain hubungan
pertukaran dengan orang lain akan menghasilkan suatu imbalan bagi kita. Seperti
halnya teori pembelajaran sosial, teori
pertukaran sosial pun melihat antara perilaku dengan lingkungan terdapat
hubungan yang saling mempengaruhi (reciprocal). Karena lingkungan kita umumnya
terdiri atas orang-orang lain, maka kita dan orang-orang lain tersebut
dipandang mempunyai perilaku yang saling mempengaruhi Dalam hubungan tersebut
terdapat unsur imbalan (reward), pengorbanan (cost) dan keuntungan (profit).
Imbalan merupakan segala hal yang diperloleh melalui adanya pengorbanan, pengorbanan merupakan semua hal
yang dihindarkan, dan keuntungan adalah imbalan dikurangi oleh pengorbanan.
Jadi perilaku sosial terdiri atas pertukaran paling sedikit antar dua orang
berdasarkan perhitungan untung-rugi. Misalnya, pola-pola perilaku di tempat kerja, percintaan, perkawinan,
persahabatan – hanya akan langgeng manakala kalau semua pihak yang terlibat
merasa teruntungkan. Jadi perilaku seseorang dimunculkan karena berdasarkan
perhitungannya, akan menguntungkan bagi dirinya, demikian pula sebaliknya jika
merugikan maka perilaku tersebut tidak ditampilkan.
Berdasarkan keyakinan tersebut Homans dalam bukunya
“Elementary Forms of Social Behavior, 1974 mengeluarkan beberapa proposisi dan
salah satunya berbunyi :”Semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang, makin
sering satu bentuk tindakan tertentu memperoleh imbalan, makin cenderung orang
tersebut menampilkan tindakan tertentu tadi “. Proposisi ini secara eksplisit
menjelaskan bahwa satu tindakan tertentu akan berulang dilakukan jika ada
imbalannya. Proposisi lain yang juga memperkuat proposisi tersebut berbunyi :
“Makin tinggi nilai hasil suatu perbuatan bagi seseorang, makin besar pula
kemungkinan perbuatan tersebut diulanginya kembali”. Bagi Homans, prinsip dasar
pertukaran sosial adalah “distributive justice” – aturan yang mengatakan bahwa
sebuah imbalan harus sebanding dengan investasi. Proposisi yang terkenal
sehubungan dengan prinsip tersebut berbunyi ” seseorang dalam hubungan
pertukaran dengan orang lain akan mengharapkan imbalan yang diterima oleh
setiap pihak sebanding dengan pengorbanan yang telah dikeluarkannya – makin
tingghi pengorbanan, makin tinggi imbalannya – dan keuntungan yang diterima
oleh setiap pihak harus sebanding dengan investasinya – makin tinggi investasi,
makin tinggi keuntungan”.
Inti dari teori pembelajaran sosial dan pertukaran
sosial adalah perilaku sosial seseorang
hanya bisa dijelaskan oleh sesuatu yang bisa diamati, bukan oleh proses
mentalistik (black-box). Semua teori yang dipengaruhi oleh perspektif ini
menekankan hubungan langsung antara perilaku yang teramati dengan lingkungan.
ASUMSI TEORI PERTUKARAN SOSIAL
Asumsi-asumsi dasar teori ini berasal dari sifat dasar
manusia dan sifat dasar hubungan. Asumsi-asumsi yang dibuat oleh teori
pertukaran sosial mengenai sifat dasar manusia adalah sebagai berikut :
1. Manusia mencapai penghargaan dan menghindari hukuman.
Pemikiran bahwa manusia mencari penghargaan dan menghindari hukuman
sesuai dengan konseptualisasi dari pengurangan dorongan (Roloff, 1981).
Pendekatan ini berpendapatan bahwa perilaku orang dimotivasi oleh suatu
mekanisme dorongan internal. Ketika orang ,merasakan dorongan ini, mereka
termotivasi untuk menguranginya, dan proses pelaksanaannya merupakan hal yang
menyenangkan.
2. Manusia adalah makhluk rasional.
Bahwa manusia adalah makhluk rasional merupakan asumsi yang penting
bagi teori pertukaran sosial.
Standar yang digunakan manusia untuk mengevaluasi pengorbanan dan
penghargaan bervariasi seiring berjalannya waktu dan dari satu orang ke orang
lainnya.
Asumsi ketiga, menunjukkan bahwa teori ini harus
mempertimbangkan adanya keanekaragaman. Tak ada satu standar yang dapat
digunakan pada semua orang untuk menentukan apa pengorbanan dan penghargaan
itu.
Asumsi-asumsi
yang dibuat oleh teori pertukaran sosial mengenai sifat dasar dari suatu
hubungan :
1. Hubungan memiliki sifat saling ketergantungan
Dalam suatu hubungan ketika seorang partisipan mengambil suatu
tindakan, baik partisipan yang satu maupun hubungan mereka secara keseluruhan
akan terkena akibat.
2. Kehidupan berhubungan adalah sebuah proses
Pentingnya waktu dan perubahan dalam kehidupan suatu hubungan. Secara
khusus waktu mempengaruhi pertukaran karena penglaman-pengalaman masa lalu
menuntun penilaian mengenai penghargaan dan pengorbanan, dan penilaian ini
mempengaruhi pertukaran-pertukaran selanjutnya.
EVALUASI DARI SEBUAH HUBUNGAN
Mengapa kita bertahan atau pergketika orang menghitung
nilai hubungan mereka dan membuat keputusan apakah akan tetap tinggal dalam
hubungan itu, beberapa peritimbangan lain akan muncul. Salah satu bagian yang
menarik dari teori Thibaut dan Kelly ada;ah penjelasan mereka mengenai
bagaimana orang mengevaluasi hubungan mereka apakah tetap tinggal atau
meninggalkannya. Evaluasi ini didasarkan pada dual perbandingan : level
perbandingan dan level perbandingan untuk alternatif.
Level perbandingan (Comparison Level) adalah standar yang
mewakili perasaan orang mengenai apa yang mereka harus terima dalam hal
penghargaaan dan pengorbanan dari sebuah hubungan. Level perbandingan
bervariasi di antara individu-individu karena hal inni subjektif. Hal ini lebih
banyak didasarkan pada pengalaman masa lalu stiap individu itu. Karena setiap
individu memliki pengalaman yang berbeda dalam jenis hubungan yang sama, mereka
membangun level hubungan yang berbeda.
Level perbandingan untuk alternative (Comparison Level for
Alternatives), didasarkan pada hubungan individu yang lebih memilih
meninggalkan hubungan yang memuaskan dan tetap tinggal pada hubungan yang tidak
memuaskan. Hal ini merujuk pada “level terendah dari penghargaan dari suatu
hubungan yang dapat diterima oleh seseorang
saat dihadapkan pada penghargaan yang ada dari hubungan alternatif atau
sendiri” .
POLA PERTUKARAN : TEORI PERTUKARAN SOSIAL DALAM PRAKTIK
Thibaut dan Kelly berpendapat bahwa ketika orang
berinteraksi, mereka dituntun oleh tujuan.
Hal ini konruen dengan asumsi yang menyatakan bahwa manusia merupakan
makhluk yang rasional. Menuruut Thibaut dan Kelly, orang terlibat dalam Urutan
Perilaku (Behavior Squence) atau serangkaian tindakan yang ditujukan untuk
mencapai tujuan mereka. Ketika orang-orang terlibat dalam urutan-urutan perilaku
mereka tergantung hingga batas tertentu pada pasangan mereka dalam hubungan
tersebut.
Saling ketergantungan ini memunculkan konsep Kekuasaan
(Power) atau ketergantungan seseorang terhadap yang lain untuk mencapai hasil
akhir. Ada dua jenis kekuasaan dalam teori Thibaut dan Kelly. Pertama,
Pengendalian nasib (Fate Control) adalah kemampuan untuk mempengaruhi hasil
akhir pasangan. Kedua, pengandalian perilaku (Behavior Control) adalah kekuatan
untuk menyebabkan perubahan perilaku orang lain. Thibaut dan Kelly menyatakan
bahwa orang mengembangkan pola-pola pertukaran untuk menghadapi perbedaan
kekuasaan dan untuk mengatasi pengorbanan yang diasosiakan dengan penggunaan
kekuasaan.
Thibaut dan Kelly mendeskripsikan tiga matriks yang berbeda
dalam teori pertukaran sosial. Pertama, matriks terkondisi (Given Matrix),
mempresentasikan pilihan-pilihan perilaku dan hasil akhir yang ditentukan oleh
kombinasi faktor-faktor eksternal (lingkungan) dan faktor internal (keahlian
tertentu yang dimiliki oleh masing-masing individu). Orang mungkin dibatasi
oleh matriks terkondisi, tetapi mereka tidak terjebak didalamnya, mereka dapat
mengubahnya menjadi matriks efektif (Effective Matrix). Matriks efektif
merupakan matriks yang mempresentasikan perluasan dari perilaku alternatif dan
atau hasil akhir yang akan menentukan pilihan perilaku dalam pertukaran sosial.
Matriks yang terakhir yaitu matriks disposisional (Dispositional Matrix),
mempresentasikan bagaimana dua orang berpendapat bahwa mereka harus saling
bertukar penghargaan.
STRUKTUR PERTUKARAN
Pertukaran terjadi dalam beberapa bentuk dalam matriks,
anatara lain, pertukaran langsung, pertukaran tergeneralisasi dan pertukaran
produktif. Dalam pertukaran langsung
(Direct Exchange), timbal balik dibatasi pada kedua aktor yang terlibat.
Pertukaran tergeneralisasi (Generalized Exchange) melibatkan timbale balik yang
bersifat tidak langsung. Seseorang memberikan kepada orang lain, dan penerima
merespon tetapi tidak kepada orang pertama.akhirnya, pertukaran dapat bersifat
produktif, yaitu kedua aktor harus saling berkontribusi agar keduanya
memperoleh keuntungan.
Dalam pertukaran langsung dan tergeneralisasi, satu orang
diuntungkan oleh nilai yang dimiliki oleh orang yang lainnya. Satu orang
menerima penghargaan, sementara yang satunya mengalami pengorbanan. Dalam
pertukaran produktif (Productive Exchange), kedua orang mengalami
pengorbanandan mendapatkan penghargaan secara simultan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih komentarnya :)