BAB I
PENDAHULUAN
بِسْمِ الَّلهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيْمٌ
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat.
Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok
masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan
individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke
dalam satuan yang lebih kecil.
Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran (role)dan kedudukan
(status) yang berbeda. Peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari
seseorang yang mempunyai posisi (status) tertentu. Sedangkan kedudukan (status)
adalah posisi seseorang dalam kelompok. Mengingat setiap individu mempunyai
kepentingan yang beragam, maka setiap individu mempunyai kepentingan yang
beragam, maka setiap individu dapat berstatus dan berperan di kelompok sesuai
dengan kepentingan itu.
Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai
dengan kedudukannya agar ia dapat diterima dan diakui keberadaanya. Karena
setiap organisasi mempunyai aturan sendiri, maka sanksi yang diberikan oleh
setiap organisasi kepada anggota yang melanggar pun berbeda pula. Sanksi ini
bertujuan menjaga keutuhan, keseimbangan, kestabilan kelompoknya sehingga
tujuan kelompok dapat tercapai.
Adapun hal yang melatar belakangi dalam penyusunan makalah
ini adalah untuk menambah wawasan penulis dalam mengarungi kehidupan sebagai
mahasiswa selain itu juga adalah untuk memenuhi tugas perkuliahan untuk
kelancaran proses belajar mengajar diruangan dengan maksud memahami materi
tentang individu dan masyarakat serta peran keduannya dalam kehidupan sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN INDIVIDU, MASYARAKAT DAN BUDAYA
A.
Definisi Individu
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat.
Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok
masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan
individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke
dalam satuan yang lebih kecil.
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang
artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat
dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup
manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang
memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga
aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan
aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah
satu rusak maka akan merusak aspek lainnya. Apabila pola tingkah lakunya hampir
identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan
ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut
proses individualisasi atau aktualisasi diri.
Pengertian Individu Menurut Para Ahli
1. Menurut Viniagustia
Merupakan suatu sebutan yang dapat
dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
2. Menurut Marthen Luter
Individu berasal dari kata individum
(Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut
konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai
mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup
yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
3. Pengertian individu adalah orang seorang; pribadi orang (terpisah dari
orang lain). organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat
bebas (tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya).[1]
B.
Pengertian Individu dengan
Masyarakat
Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata
socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang
berarti berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini
karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia
sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang
merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb
manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola
interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat.
Berikut dibawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat
dari beberapa ahli sosiologi :
1. Menurut Munandar Soelaeman masyarakat merupakan kesatuan sosial yang
mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Kesatuan sosial mempunyai
kehidupan jiwa seperti adanya ungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran
masyarakat, dsb.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif
pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama,
tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan
sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat adalah
: Kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan
kehidupan bersama kesatuan sosial yang mempunyai hubungan erat kumpulan individu-individu
yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup lama.[2]
C.
Pengertian Budaya
Pengertian budaya menurut pendapat para Ahli yaitu:
Menurut Jensen dan Trenholm. Pengertian Budaya diartikan
sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, adat-istiadat, aturan dan juga
kode. Yang jika dilihat secara sosial mendefinisikan kelompok-kelompok orang,
kemudian mengikat mereka satu sama lain serta memberi mereka kesadaran bersama.
Dalam pandangan Jensen dan Trenholm, pemahaman budaya ini
menuntun kita untuk bisa mempersepsi dunia, bagaimana kita berpikir tentang
diri kita sendiri serta hubungan kita dengan orang lain. Selain itu budaya juga
menuntun kita bagaimana menetapkan serta mencapai tujuan, dan bagaimana
mempertukarkan pesan.
Pengertian Budaya Menurut Geert Hofstede Menurut Geert
Hofstede, budaya adalah pemrograman bersama atas pikiran yang membedakan
anggota-anggota suatu kelompok orang dengan kelompok lainnya. Geert menjelaskan
jika nilai-nilai merupakan inti suatu budaya, sementara simbol-simbol adalah
manifestasi budaya yang paling dangkal.[3]
Sedangkan ritual-ritual dan pahlawan-pahlawan berada di
antara lapisan luar yang tercakup dalam praktek-praktek yang dilakukan.
Unsur-Unsur budaya ini sebenarnya terlihat oleh pengamat luar, namun maknanya tersembunyi
serta makna aslinya terdapat dalam penafsiran orang dalam.
Pengertian Budaya Menurut Ki Hajar Dewantara Budaya yang
ada di Indonesia sangat berpengaruh pada berubahnya kondisi alam yang ada di
Indonesia dan perkembangan zaman dari masa ke masa. Hal tersebut terrnyata
sesuai dengan pendapat seorang pakar dari Indonesia yakni Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa budaya merupakan hasil perjuangan
masyarakat terhadap zaman dan alam. Perjuangan ini membuktikan kejayaan dan
kemakmuran hidup masyarakat dalam menghadapi kesulitan dan rintangan untuk bisa
mencapai keselamatan, dan kebahagiaan di hidupnya.[4]
Beberapa pendapat para ahli menjelaskan tentan budaya maka
dapat disimpulkan budaya itu adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya.
Ketika kita mulai berbicara tentang komunikasi, maka kita tidak bisa
menghindari bicara tentang budaya. Budaya dan komunikasi berhubungan begitu
erat dan dinamis. Inti budaya merupakan komunikasi, namun pada kenyataannya
budaya yang tercipta juga bisa mempengaruhi cara berkomunikasi anggota budaya
yang bersangkutan.
D.
Hubungan Individu,
Masyarakat Dan Kebudayaan
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah
aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan
yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan
apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan
eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan
masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya.
Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu
untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam
hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu
mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula
individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan
kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan
lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu
mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai
hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang
mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer,
Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan
sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang
mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu.
Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya
dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah
aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan
yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan
apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan
eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan
masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya.
Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu
untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam
hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu
mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula
individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan
kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan
lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu
mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai
hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang
mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer,
Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan
sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang
mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu.
Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya
dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat
adalah kebudayaan, yang antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di
dalam komunitas. Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat
diamati yang wujud kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri
dari serangkaian tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan
hidup. Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui
proses belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan
enkulturasi.
Keterkaitan anatara individu, masyarakat dan kebudayaan sangatlah erat dalam kehidupan individu itu sendiri maupun orang
banyak. Individu harus Bersosialisai dalam masyarakat sehingga melestarikan
kebudayaan dan menimbulkan kebudayaan baru yang mencirikan budaya Bangsa itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah
bahwa individu dapat didefinisikan sebagai seseorang atau seorang secara utuh
yang hidup dalam kerangka hidup yang diyakininya, sementara masyarakat adalah
sekolompok individu yang hidup dan menetap dalam sebuah ruang atau tempat
dimana individu tersebut saling melakukan interaksi. Setiap individu tidak akan
bertahan hidup selama tidak hidup dalam kerangka masyarakat sebab individu
saling membutuhkan dengan individu yang lain sehingga lahirlah peranan bagi
individu di dalam masyarakat, serta individu dalam interaksi sosialnya.
B.
Saran
Penulis sadar bahwa dalam pengambilan sub bahasan dalam
makalah ini masih banyak kekurangan sehingga dalam penyusunan berikutnya dapat
dilengkapi dengan materi-materi tambahan sebab keterbatasan referensi yang
penulis miliki. Penulis juga menyarankan nantinya agar menambahkan perbedaan
dari keduannya secara filosofi maksudnya adalah mana yang lebih reel antara
individu dengan masyarakat.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Eko Sujatmiko, Kamus IPS , Surakarta: Aksara Sinergi Media
Cetakan I, 2014 halaman 114
Soelaeman,
M. Munandar. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Refika Aditama.
Bandung : 2004
www.google.com.
Pengertian masyarakat. Website: Universitas Guna Darma
Sumber : lintasnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih komentarnya :)