Selasa, 19 April 2016

MAKALAH HUBUNGAN INDIVIDU, MASYARAKAT DAN BUDAYA



BAB I
PENDAHULUAN
بِسْمِ الَّلهِ الرَّ حْمَنِ الرَّحِيْمٌ
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
Setiap individu dalam masyarakat mempunyai peran (role)dan kedudukan (status) yang berbeda. Peran adalah pola perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai posisi (status) tertentu. Sedangkan kedudukan (status) adalah posisi seseorang dalam kelompok. Mengingat setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu mempunyai kepentingan yang beragam, maka setiap individu dapat berstatus dan berperan di kelompok sesuai dengan kepentingan itu.
Setiap individu harus berperilaku atau berperan sesuai dengan kedudukannya agar ia dapat diterima dan diakui keberadaanya. Karena setiap organisasi mempunyai aturan sendiri, maka sanksi yang diberikan oleh setiap organisasi kepada anggota yang melanggar pun berbeda pula. Sanksi ini bertujuan menjaga keutuhan, keseimbangan, kestabilan kelompoknya sehingga tujuan kelompok dapat tercapai.
Adapun hal yang melatar belakangi dalam penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan penulis dalam mengarungi kehidupan sebagai mahasiswa selain itu juga adalah untuk memenuhi tugas perkuliahan untuk kelancaran proses belajar mengajar diruangan dengan maksud memahami materi tentang individu dan masyarakat serta peran keduannya dalam kehidupan sosial.



BAB II
PEMBAHASAN
HUBUNGAN INDIVIDU, MASYARAKAT DAN BUDAYA
A.    Definisi Individu
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan.
Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya. Apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi diri.
Pengertian Individu Menurut Para Ahli
1.      Menurut Viniagustia
Merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
2.      Menurut Marthen Luter
Individu berasal dari kata individum (Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
3.      Pengertian individu adalah orang seorang; pribadi orang (terpisah dari orang lain). organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat bebas (tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya).[1]

B.     Pengertian Individu dengan Masyarakat
Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang berarti berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat.
Berikut dibawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi :
1.      Menurut Munandar Soelaeman masyarakat merupakan kesatuan sosial yang mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang yang erat. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapan jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dsb.
2.      Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3.      Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
4.      Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan masyarakat adalah : Kumpulan sekian banyak individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan bersama kesatuan sosial yang mempunyai hubungan erat kumpulan individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup lama.[2]
C.    Pengertian Budaya
Pengertian budaya menurut pendapat para Ahli yaitu:
Menurut Jensen dan Trenholm. Pengertian Budaya diartikan sebagai seperangkat norma, nilai, kepercayaan, adat-istiadat, aturan dan juga kode. Yang jika dilihat secara sosial mendefinisikan kelompok-kelompok orang, kemudian mengikat mereka satu sama lain serta memberi mereka kesadaran bersama.
Dalam pandangan Jensen dan Trenholm, pemahaman budaya ini menuntun kita untuk bisa mempersepsi dunia, bagaimana kita berpikir tentang diri kita sendiri serta hubungan kita dengan orang lain. Selain itu budaya juga menuntun kita bagaimana menetapkan serta mencapai tujuan, dan bagaimana mempertukarkan pesan.
Pengertian Budaya Menurut Geert Hofstede Menurut Geert Hofstede, budaya adalah pemrograman bersama atas pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu kelompok orang dengan kelompok lainnya. Geert menjelaskan jika nilai-nilai merupakan inti suatu budaya, sementara simbol-simbol adalah manifestasi budaya yang paling dangkal.[3]
Sedangkan ritual-ritual dan pahlawan-pahlawan berada di antara lapisan luar yang tercakup dalam praktek-praktek yang dilakukan. Unsur-Unsur budaya ini sebenarnya terlihat oleh pengamat luar, namun maknanya tersembunyi serta makna aslinya terdapat dalam penafsiran orang dalam.
Pengertian Budaya Menurut Ki Hajar Dewantara Budaya yang ada di Indonesia sangat berpengaruh pada berubahnya kondisi alam yang ada di Indonesia dan perkembangan zaman dari masa ke masa. Hal tersebut terrnyata sesuai dengan pendapat seorang pakar dari Indonesia yakni Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara menjelaskan bahwa budaya merupakan hasil perjuangan masyarakat terhadap zaman dan alam. Perjuangan ini membuktikan kejayaan dan kemakmuran hidup masyarakat dalam menghadapi kesulitan dan rintangan untuk bisa mencapai keselamatan, dan kebahagiaan di hidupnya.[4]
Beberapa pendapat para ahli menjelaskan tentan budaya maka dapat disimpulkan budaya itu adalah komunikasi dan komunikasi adalah budaya. Ketika kita mulai berbicara tentang komunikasi, maka kita tidak bisa menghindari bicara tentang budaya. Budaya dan komunikasi berhubungan begitu erat dan dinamis. Inti budaya merupakan komunikasi, namun pada kenyataannya budaya yang tercipta juga bisa mempengaruhi cara berkomunikasi anggota budaya yang bersangkutan.

D.    Hubungan Individu, Masyarakat Dan Kebudayaan
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
Aspek individu, keluarga, masyarakat dan kebudayaan adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Keempatnya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tidak akan pernah ada keluarga, masyarakat maupun kebudayaan apabila tidak ada individu. Sementara di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat mengekspresikan aspek sosialnya. Di samping itu, individu juga membutuhkan kebudayaan yakni wahana bagi individu untuk mengembangkan dan mencapai potensinya sebagai manusia.
Lingkungan sosial yang pertama kali dijumpai individu dalam hidupnya adalah lingkungan keluarga. Di dalam keluargalah individu mengembangkan kapasitas pribadinya. Di samping itu, melalui keluarga pula individu bersentuhan dengan berbagai gejala sosial dalam rangka mengembangkan kapasitasnya sebagai anggota keluarga. Sementara itu, masyarakat merupakan lingkungan sosial individu yang lebih luas. Di dalam masyarakat, individu mengejewantahkan apa-apa yang sudah dipelajari dari keluarganya. Mengenai hubungan antara individu dan masyarakat ini, terdapat berbagai pendapat tentang mana yang lebih dominan. Pendapat-pendapat tersebut diwakili oleh Spencer, Pareto, Ward, Comte, Durkheim, Summer, dan Weber. Individu belum bisa dikatakan sebagai individu apabila dia belum dibudayakan. Artinya hanya individu yang mampu mengembangkan potensinya sebagai individulah yang bisa disebut individu. Untuk mengembangkan potensi kemanusiaannya ini atau untuk menjadi berbudaya dibutuhkan media keluarga dan masyarakat.
Apa yang menjadi kesepakatan bersama warga masyarakat adalah kebudayaan, yang antara lain diartikan sebagai pola-pola kehidupan di dalam komunitas. Kebudayaan di sini dimengerti sebagai fenomena yang dapat diamati yang wujud kebudayaannya adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari serangkaian tindakan yang berpola yang bertujuan untuk memenuhi keperluan hidup. Serangkaian tindakan berpola atau kebudayaan dimiliki individu melalui proses belajar yang terdiri dari proses internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi.
Keterkaitan anatara individu, masyarakat dan kebudayaan sangatlah erat dalam kehidupan individu itu sendiri maupun orang banyak. Individu harus Bersosialisai dalam masyarakat sehingga melestarikan kebudayaan dan menimbulkan kebudayaan baru yang mencirikan budaya Bangsa itu sendiri.






















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis adalah bahwa individu dapat didefinisikan sebagai seseorang atau seorang secara utuh yang hidup dalam kerangka hidup yang diyakininya, sementara masyarakat adalah sekolompok individu yang hidup dan menetap dalam sebuah ruang atau tempat dimana individu tersebut saling melakukan interaksi. Setiap individu tidak akan bertahan hidup selama tidak hidup dalam kerangka masyarakat sebab individu saling membutuhkan dengan individu yang lain sehingga lahirlah peranan bagi individu di dalam masyarakat, serta individu dalam interaksi sosialnya.
B.     Saran
Penulis sadar bahwa dalam pengambilan sub bahasan dalam makalah ini masih banyak kekurangan sehingga dalam penyusunan berikutnya dapat dilengkapi dengan materi-materi tambahan sebab keterbatasan referensi yang penulis miliki. Penulis juga menyarankan nantinya agar menambahkan perbedaan dari keduannya secara filosofi maksudnya adalah mana yang lebih reel antara individu dengan masyarakat.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Eko Sujatmiko, Kamus IPS , Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014 halaman 114
Soelaeman, M. Munandar. Ilmu Sosial Dasar Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Refika Aditama. Bandung : 2004
www.google.com. Pengertian masyarakat. Website: Universitas Guna Darma
Sumber : lintasnews.com


[1]Eko Sujatmiko, Kamus IPS , Surakarta: Aksara Sinergi Media Cetakan I, 2014 halaman 114

[2] http://bobbyantarestio.ngeblogs.com/2011/10/15/tugas-isd-individu-keluarga-dan-masyarakat
[3]lintasnews.com
[4] kemdikbud.go.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih komentarnya :)

Arsip Blog