Selasa, 19 April 2016

MAKALAH-MALAIKAT



BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Beriman kepada para malaikat mempunyai konsekuensi terhadap seorang muslim. Konsekuensinya, seorang muslim harus harus meyakini adanya kehidupan rohani yang harus dikembangkan sesuai dengan dorongan para malaikat itu. Menurut ajaran islam, setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat baik dan berbuat jahat. Kecenderungan berbuat baik dikembangkan oleh malaikat dan kecenderungan berbuat jahat dimanfaatkan oleh setan dengan berbagai tipu daya. Itulah sebabnya akal manusia yang mempertimbangkan kedua kecenderungan itu perlu diisi dengan iman kepada wahyu yang sengaja diturunkan Allah untuk menjadi pedoman hidup manusia.
            Rukun iman yang kelima adalah beriman kepada hari akhir. Keyakinan ini sangat penting dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa mempercayai hari kiamat sama halnya dengan orang yang tidak mempercayai agama islam, walaupun orang itu menyatakan beriman kepada  Allah, Al – qur’ an dan Nabi Muhammad SAW. Beriman kepada hari kiamat inilah yang mendorong manusia menyesuaikan diri dengan kerangka nilai abadiyang ditetapkan Allah. Beriman kepada hari kiamat ini pulalah yang menolong manusia memperkembangkan kepribadiannya secara sehat dan mantap. Karena itulah ajaran islam mementingkan keyakinan kepada hari kiamat ( Altaf Gauhar, 1983 : 14 – 15 ).
            Didalam sejarah islam, perkataan kada dan kadar yang disebut juga takdir dalam pembicaraan sehari – hari pernah menimbulkan salah paham terhadap ajaran islam. Karena perkataan takdir diartikan sebagai sikap yang pasrah kepada nasib tanpa usaha dan ikhtiar. Untuk menghindari kesalah pengertian itu, perlu dipahami makna yang dikandung oleh kedua perkataan tersebut. Yang dimaksud dengan kada adalah ketentuan mengenai sesuatu atau ketetapan, sedangkan kadar adalah ukuran. Dengan demikian yang dimaksud dengan kada dan kadar atau takdir adalah ketentuan atau ketetapan ( Allah ) menurut ukurannya.
           
Agama islam adalah rahmat Allah untuk semesta alam yang artinya rahmat tersebut bukan hanya untuk makhluk yang tampak saja seperti lingkungan hidup tetapi juga makhluk yang tidak tampak seperti alam ghaib. Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam sekitar. Lingkungan hidup merupakan dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan, bukan saja terhadap manusia akan tetapi juga bagi makhluk yang lain seperti tumbuh – tumbuhan dan hewan. Selain Allah menciptakan lingkungan hidup dia juga menciptakan jin. Jin merupakan makhluk ghaib yang harus kita imani. Perlu kita ketahui bahwa selain jin yang taat dan patuh kepada Allah SWT ada pula jin yang tidak patuh dan taat kepada Allah seperti iblis dan syetan. Iblis dan syetan adalah makhluk allah yaitu sejenis jin yang diciptakannya dari api yang sangat panas jauh sebelum diciptakannya nabi Adam as.
 1.2 Batasan Masalah
1.      Bagaimana cara beriman kepada malaikat?
2.      Bagaimana cara beriman kepada hari akhir?
3.      Bagaimana cara beriman kepada takdir?
4.      Bagaimana akhlak terhadap makhluk Allah ( selain manusia ) yang tampak dan yang tidak tampak?
1.3 Tujuan Penulisan
1.      Dapat mengetahui penjelasan beriman kepada malaikat
2.      Dapat mengetahui penjelasan beriman kepada hari akhir
3.      Dapat mengetahui penjelasan beriman kepada takdir
4.      Dapat mengetahui bagaimana akhlak terhadap makhluk allah ( selain manusia ) yang tampak dan yang tidak tampak.
5.      Dapat menambah wawasan



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Iman Kepada Malaikat[1]
            Malaikat adalah makhluk ghaib yang tidak dapat ditangkap oleh pancaindera manusia. Akan tetapi, dengan izin Allah malaikat dapat menjelmakan dirinya seperti di hadapan Maryam, ibu Isa Almasih ( QS. Maryam ( 19 ) : 16 – 17.
öä.øŒ$#ur Îû É=»tGÅ3ø9$# zNtƒötB ÏŒÎ) ôNxt7oKR$# ô`ÏB $ygÎ=÷dr& $ZR%s3tB $wŠÏ%÷ŽŸ° ÇÊÏÈ   ôNxsƒªB$$sù `ÏB öNÎgÏRrߊ $\/$pgÉo !$oYù=yör'sù $ygøŠs9Î) $oYymrâ Ÿ@¨VyJtFsù $ygs9 #ZŽ|³o0 $wƒÈqy ÇÊÐÈ  
16. dan Ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, Yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,
17. Maka ia Mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami [901] kepadanya, Maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
[901] Maksudnya: Jibril a.s.
            Malaikat diciptakan Allah dari cahaya dengan sifat dan pembawaan antara lain :
1.      Selalu taat dan patuh kepada Allah.
2.      Senantiasa membenarkan dan melaksanakan perintah allah. Para malaikat mempunyai tugas tertentu di alam ghaib dan dunia. Tugas malaikat di dunia antara lain :
·         Menyampaikan wahyu Allah kepada manusia melalui para rasulnya
·         Mengukuhkan hati orang – orang yang beriman
·         Memberi pertolongan kepada manusia
·         Membantu perkembangan rohani manusia
·         Mencatat perbuatan manusia.
Dari uraian tugas para malaikat tersebut jelas bahwa tugas – tugas itu berhubungan langsung dengan penumbuhan dan pengembangan rohani manusia. Itulah salah satu sebabnya mengapa manusia wajib beriman ( meyakini ) adanya makhluk yang bertugas untuk menumbuhkan dan mengembangkan rohaninya. Kewajiban untuk percaya kepada malaikat dinyatakan Al – qur ‘ an surat Al – baqarah ( 2 ) ayat 177 :
* }§øŠ©9 §ŽÉ9ø9$# br& (#q9uqè? öNä3ydqã_ãr Ÿ@t6Ï% É-ÎŽô³yJø9$# É>̍øóyJø9$#ur £`Å3»s9ur §ŽÉ9ø9$# ô`tB z`tB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# Ïpx6Í´¯»n=yJø9$#ur É=»tGÅ3ø9$#ur z`¿ÍhÎ;¨Z9$#ur tA#uäur tA$yJø9$# 4n?tã ¾ÏmÎm6ãm ÍrsŒ 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuŠø9$#ur tûüÅ3»|¡yJø9$#ur tûøó$#ur È@Î6¡¡9$# tû,Î#ͬ!$¡¡9$#ur Îûur ÅU$s%Ìh9$# uQ$s%r&ur no4qn=¢Á9$# tA#uäur no4qŸ2¨9$# šcqèùqßJø9$#ur öNÏdÏôgyèÎ/ #sŒÎ) (#rßyg»tã ( tûïÎŽÉ9»¢Á9$#ur Îû Ïä!$yù't7ø9$# Ïä!#§ŽœØ9$#ur tûüÏnur Ĩù't7ø9$# 3 y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# (#qè%y|¹ ( y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd tbqà)­GßJø9$# ÇÊÐÐÈ  
177. bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.





2.2 Iman Kepada Hari Akhir 
            Hari akhir adalah kehidupan yang kekal sesudah kehidupan di dunia yang fana ini berakhir termasuk semua proses dan peristiwa yang terjadi pada hari itu, mulai dari kehancuran alam semesta dan seluruh isinya serta berakhirnya seluruh kehidupan ( Qiyamah ), kebangkitan seluruh umat manusia dari alam kubur ( Ba’ats ), dikumpulkannya seluruh umat manusia dipadang mahsyar ( Hasyr ), perhitungan seluruh seluruh amal perbuatan manusia di dunia ( Hisab ), penimbangan amal perbuatan tersebut untuk mengetahui perbandingan amal baik dan amal buruk ( Wazn ), sampai kepada pembalasan dengan surga dan neraka ( Jaza’ ).
            Akan tetapi pembahasan tentang hari akhir dimulai dari pembahasan tentang alam kubur karena peristiwa kematian sebenarnya sudah merupakan kiamat kecil ( Al – Qiyamah As – Sughra ), dan juga karena orang – orang yang sudah meninggal dunia telah memasuki bagian dari proses hari akhir yaitu proses transisi dari kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat. Alam transisi tersebut dinamai dengan alam Barzakh.
            Disamping istilah hari akhir ( Al – Yaum Al – Akhir ), Al – Qur ‘ an juga menggunakan istilah atau nama – nama lain, yang masing – masing nama menunjukan peristiwa, keadaan atau suasana yang akan dialami oleh umat manusia dalam proses menuju kehidupan yang abadi tersebut.
            Beriman kepada hari akhir ini membuat manusia terbagi kedalam 3 kategori :
1.      Manusia yang tidak percaya kepada hari akhir dan memandang kehidupan dunia ini sebagai satu – satunya kehidupan.
2.      Manusia yang tidak menyangkal hari akhirat, tetapi bergantung kepada campur tangan atau bantuan pihak lain untuk mensucikan diri dan menebus dosa – dosanya.
3.      Manusia yang yakin pada hari akhir sebagaimana diterangkan dalam ajaran islam. Orang yang yakin akan adanya hari akhir dan yakin pula bahwa ia bertanggung jawab terhadap segala perbuatan yang dilakukannya, memperoleh pengawasan dalam dirinya setiap saat ia menyimpang dari jalan yang benar.

Al – qur ‘ an memberikan perhatian yang sangat besar terhadap iman kepada hari akhir ini. Hal itu terlihat antara lain :
1.      Seringnya disebut langsung iman kepada Hari akhir sesudah iman kepada Allah SWT, terutama jika arkanul iman yang lainnya tidak disebutkan secara lengkap.
Dalam surah al – baqarah ( 2 ) ayat 62
¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä šúïÏ%©!$#ur (#rߊ$yd 3t»|Á¨Z9$#ur šúüÏ«Î7»¢Á9$#ur ô`tB z`tB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ̍ÅzFy$# Ÿ@ÏJtãur $[sÎ=»|¹ öNßgn=sù öNèdãô_r& yYÏã óOÎgÎn/u Ÿwur ì$öqyz öNÍköŽn=tæ Ÿwur öNèd šcqçRtøts ÇÏËÈ  
62. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin[56], siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah[57], hari kemudian dan beramal saleh[58], mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. [56] Shabiin ialah orang-orang yang mengikuti syari'at nabi-nabi zaman dahulu atau orang-orang yang menyembah bintang atau dewa-dewa.
[57] Orang-orang mukmin begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman kepada Allah Termasuk iman kepada Muhammad s.a.w., percaya kepada hari akhirat dan mengerjakan amalan yang saleh, mereka mendapat pahala dari Allah.
[58] Ialah perbuatan yang baik yang diperintahkan oleh agama Islam, baik yang berhubungan dengan agama atau tidak.
2. Banyaknya Al – qur ‘ an menyebut tentang hari akhir dibandingkan dengan masalah – masalah ghaib yang lainnya. Hampir tiap halaman Al – qur ‘ an dijumpai pembicaraan tentang hari akhir.
3. Banyaknya nama – nama hari akhir, yang masing – masing nama menunjukan proses, peristiwa dan keadaan yang terjadi pada hari itu.
Adapun hikmah perhatian al – qur ‘ an yang besar itu antara lain adalah :
1.      Menunjukkan betapa pentingnya iman kepada hari akhir itu dalam ajaran islam. Sebab dengan adanya keimanan terhadap hari akhir seseorang akan disiplin dan berusaha maksimal untuk mematuhi ajaran Allah SWT, sebab dia tahu bahwa tidak satu pun amal perbuatannya baik lahir maupun bathin yang luput pencatatan dan perhitungan kelak di akhirat.
2.      Dengan adanya penggambaran yang detail tentang sorga dan neraka dengan segala kenikmatan dan siksaannya, seseorang akan terdorong untuk merasakan kenikmatan itu, dan takut untuk merasakan siksaan. Hal tersebut tentu akan membuatnya selalu ingin melaksanakan kebaikan dan tidak mau melaksanakan kemaksiatan.
3.      Dengan seringnya disebutkan masalah iman kepada hari akhir, maka hal itu akan bisa mengingatkan orang – orang yang sering terlupa dan lalai dalam kehidupannya karena terpengaruh dengan segala kesenangan hidup di dunia.
4.      Dengan menyebutkan masalah hari akhir secara detail diharapkan dapat mematahkan argumentasi para penentangnya atau mematahkan dalil – dalil yang sebenarnya tidak ilmiah dari orang – orang yang tidak percaya dengan adanya hari akhir ( Yasin, 1983. Hlm. 89 – 93 ).[2]
2.3 Iman kepada takdir Allah SWT
Takdir dibagi menjadi qada dan qadar. Qada adalah semua ketentuan – ketentuan yang diciptkan Allah berdasarkan kehendakNya, sedang kan Qadar dalah perwujudan atas kehendak, ukuran dan ketentuan Allah SWT atas segala sesuatu.
            Takdir memiliki empat tingkatan, dan tidak sah keimanan seseorang kecuali dengan mengimani ke empat tingkatan ini :
1.      Al ilmu
Yaitu dengan meyakini bahwa allah swt maha mengetahui segala sesuatu  baik yang sudah terjadi , yang sedang terjadi ataupun yang akan terjadi. Bahkan allah mengetahui sesuatu yang tidak terjadi, dan bagaimana jika itu terjadi. Sebagaimana juga dia maha tahu tentang ciptaannya sebelum dia menciptakan mereka, dan allah mengetahui rizki, ajal serta amalan mereka.


Dalam surah Saba ayat 3 :
tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. Ÿw $oYÏ?ù's? èptã$¡¡9$# ( ö@è% 4n?t/ În1uur öNà6¨ZtÏ?ù'tGs9 ÉOÎ=»tã É=øtóø9$# ( Ÿw Ü>â÷ètƒ çm÷Ztã ãA$s)÷WÏB ;o§sŒ Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# Ÿwur Îû ÇÚöF{$# Iwur ãtóô¹r& `ÏB šÏ9ºsŒ Iwur çŽt9ò2r& žwÎ) Îû 5=»tGÅ2 &ûüÎ7B ÇÌÈ  
3. dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu tidak akan datang kepada kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang ghaib, Sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang kepadamu. tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan yang lebih besar, melainkan tersebut dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)",
2. Al – kitabah ( penulisan )
            Yaitu dengan meyakini bahwa segala sesuatu sudah ditulis oleh Allah SWT Di Lauhul Mahfudz. Dalam surah yasin ayat 12 :
$¯RÎ) ß`øtwU ÌÓ÷ÕçR 4tAöqyJø9$# Ü=çGò6tRur $tB (#qãB£s% öNèdt»rO#uäur 4 ¨@ä.ur >äóÓx« çm»uZøŠ|Áômr& þÎû 5Q$tBÎ) &ûüÎ7B ÇÊËÈ  
12. Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).
            Rasululullah SAW bersabda : “ Allah telah menulis semua takdir makhluknya 50. 000 tahun sebelum dia menciptakan langit dan bumi.
3. Al Masyi’ah ( kehendak )                                                                      
            Yaitu Al Masyi’ah ( kehendak ) bahwa semua yang terjadi didunia ini merupakan kehendak Allah SWT. Apa yang dia kehendaki pasti akan terjadi dan sebaliknya. Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa kehendaknya.

Dalam surah at - takwir  ( 81 ) ayat 28 – 29 :
`yJÏ9 uä!$x© öNä3ZÏB br& tLìÉ)tGó¡o ÇËÑÈ   $tBur tbrâä!$t±n@ HwÎ) br& uä!$t±o ª!$# >u šúüÏJn=»yèø9$# ÇËÒÈ  
28. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus.
29. dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.
4. Al – kholqu ( penciptaan )
            Bahwa segala sesuatu selain adalah adalah makhluk, ciptaan allah swt, Allah lah yang menciptakan mereka dari ketiadaan.Termasuk perbuatan manusia, merupakan ciptaan Allah SWT.
Dalam surah Az – zumar ( 39 ) ayat 96 :
ª!$# ß,Î=»yz Èe@à2 &äóÓx« ( uqèdur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ×@Ï.ur ÇÏËÈ  
62. Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu.
Hikmah beriman kepada takdir :
1.      Melahirkan kesadaran bagi umat manusia bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berjalan sesuai dengan undang – undang, aturan dan hukum yang telah ditetapkan pasti oleh Allah SWT.
2.      Mendorong manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh – sungguh untuk mencapai kehidupan yang baik didunia maupun diakhirat, mengikuti hukum sebab akibat yang telah ditetapkan oleh Allah SWT.
3.      Mendorong manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT yang memiliki kekuasaan dan kehendak yang mutlak, disamping memiliki kebijaksanaan, keadilan, dan kasih sayang kepada makhluknya.
4.      Menanamkan sikap tawakal dalam diri manusia, karena menyadari bahwa manusia hanya bisa berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT.[3]
2.4 Akhlak terhadap makhluk Allah ( selain manusia ) yang tampak dan yang tidak tampak.
v  Akhlak terhadap makhluk Allah SWT yang tampak ( selain manusia ) Seperti lingkungan hidup dan alam sekitar :
A.    Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
B.     Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, fauna dan flora yang sengaja di ciptakan Allah untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya.
C.     Sayang pada sesama makhluk
v  Akhlak terhadap makhluk Allah SWT yang tidak tampak Seperti Malaikat, Jin, Iblis dan Syetan :
Secara etimologis kata Al – Jin berasal dari kata Janna  artinya bersembunyi. Dinamai al- jin  karena tersembunyi dari pandangan manusia. Kata lain yang berasal dari kata janna adalah Junnah artinya perisai, dinamai demikian karena menyembunyikan kepala prajurit yang memakainya : Jannah artinya sorga atau taman, dinamai demikian Karena tanaman tersembunyi oleh pohon – pohon yang rindang, Janin artinya cabang bayi, dinamai demikian karena tersembunyi didalam perut ibu ( Al – Jazairy, hlm. 211 ).
Kata Iblis menurut sebagian ahli bahasa berasal dari Ablasa artinya putus asa, Dinamai iblis karena dia putus asa dari rahmat atau kasih sayang Allah SWT ( Sayid Sabiq, 1986 hlm. 219 ).
Kata Syaitan berasal dari kata Syatana artinya menjauh, dinamai syaitan karena jauhnya dia dari kebenaran. ( Shabuni, 1977, hlm. 17 ).
Secara terminologis, Jin adalah sebangsa makhluk ghaib ( makhluk rohani ) yang diciptkan oleh Allah SWT dari api.
Iblis itulah nenek moyang seluruh syaitan, yang seluruhnya selalu durhaka kepada Allah SWT dan bertekad untuk menggoda umat manusia ( anak cucu adam ) mengikuti langkah mereka menentang perintah Allah SWT.
Ringkasannya jin adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah dari api, mukallaf seperti manusia, diantara mereka ada yang patuh dan ada yang durhaka. Yang durhaka pertama kali adalah Iblis atau anak cucunya disebut syaitan.
Kita meyakini bahwa Allah SWT adalah Tuhan Semesta Alam dan Maha Kuasa serta Maha berkehendak, sedangkan semua makhluknya termasuk jin, iblis, dan setan berada berada didalam kekuasaannya. Sikap yang mencerminkan beriman kepada makhluk Allah SWT yang tidak tampak adalah sebagai berikut :
A.    Jangan menuruti langkah – langkah setan.
B.     Tidak terganggu dan terjebak dalam kehidupan jin, iblis, dan setan.
C.     Selalu mengingat Allah dan memohon pertolongannya dari segala godaan iblis dan setan.
D.    Melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi larangannya.[4]










BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan                      
            Dari pembahasan tentang beriman kepada hari akhir di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :
Maksud beriman kepada malaikat adalah meyakini bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rasulnya dalam menurunkan kitab Allah SWT dan menyampaikan perintah dan larangannya. Perilaku beriman kepada malaikat seperti berkata jujur, menepati janji, dan menjaga amanah.
            Dampak dari beriman kepada hari akhir :
A.    Begitu besar kekuasaan Allah SWT yang telah merencanakan gelombang kehidupan ini.
B.     Dengan beriman kepada Hari Akhir kita akan mendapat berbagai kebaikan.
Adanya takdir Allah SWT akan mengantarkan sikap yang positif dalam diri kita untuk selalu berbaik sangka terhadap ketentuan Allah SWT.
Beriman kepada yang ghaib mempunyai dampak positif yang besar sekali seperti menjadi motivator yang sangat kuat untuk melahirkan amal kebajikan dan memberantas kemaksiatan.
Dengan cara kita beriman kepada makhluk allah yang tampak ini ( lingkungan hidup ) maka kita akan sadar bahwa alam kita ini punya Allah yang harus kita jaga dan akan memberikan dampak yang baik untuk kita sebagai makhluk Allah SWT.





3.2 Saran - saran         
1. Hanya satu saran yaitu kita harus selalu beriman kepada malaikat, hari akhir, takdir, makhluk allah yang ghaib karena kita hanyalah makhluk allah yang sangat kecil dihadapan nya dan kita tidak ada apa – apa nya bagi Allah SWT.
2. Semoga kita selalu menjaga lingkungan hidup terutama alam atau tempat tinggal disekitar kita.
2. Demi kesempurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun kearah kebaikan demi kelancaran dan kesempurnaan penulisan ini.







                








[1] Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2013, hlm. 209 - 210
[2] Ibid : hlm. 228 - 229
[3] Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam ( LPPI ) Yogyakarta, 2006, hlm. 191 - 192
[4] Kusnadi, Akidah Islam  Dalam Konteks Ilmih Populer, Amzah, Jakarta, 2007, hlm. 118

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih komentarnya :)

Arsip Blog