BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Beriman
kepada para malaikat mempunyai konsekuensi terhadap seorang muslim.
Konsekuensinya, seorang muslim harus harus meyakini adanya kehidupan rohani
yang harus dikembangkan sesuai dengan dorongan para malaikat itu. Menurut
ajaran islam, setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk berbuat baik dan
berbuat jahat. Kecenderungan berbuat baik dikembangkan oleh malaikat dan
kecenderungan berbuat jahat dimanfaatkan oleh setan dengan berbagai tipu daya.
Itulah sebabnya akal manusia yang mempertimbangkan kedua kecenderungan itu
perlu diisi dengan iman kepada wahyu yang sengaja diturunkan Allah untuk
menjadi pedoman hidup manusia.
Rukun
iman yang kelima adalah beriman kepada hari akhir. Keyakinan ini sangat penting
dalam rangkaian kesatuan rukun iman lainnya, sebab tanpa mempercayai hari
kiamat sama halnya dengan orang yang tidak mempercayai agama islam, walaupun
orang itu menyatakan beriman kepada
Allah, Al – qur’ an dan Nabi Muhammad SAW. Beriman kepada hari kiamat
inilah yang mendorong manusia menyesuaikan diri dengan kerangka nilai abadiyang
ditetapkan Allah. Beriman kepada hari kiamat ini pulalah yang menolong manusia
memperkembangkan kepribadiannya secara sehat dan mantap. Karena itulah ajaran
islam mementingkan keyakinan kepada hari kiamat ( Altaf Gauhar, 1983 : 14 – 15
).
Didalam
sejarah islam, perkataan kada dan kadar yang disebut juga takdir dalam
pembicaraan sehari – hari pernah menimbulkan salah paham terhadap ajaran islam.
Karena perkataan takdir diartikan sebagai sikap yang pasrah kepada nasib tanpa
usaha dan ikhtiar. Untuk menghindari kesalah pengertian itu, perlu dipahami
makna yang dikandung oleh kedua perkataan tersebut. Yang dimaksud dengan kada
adalah ketentuan mengenai sesuatu atau ketetapan, sedangkan kadar adalah
ukuran. Dengan demikian yang dimaksud dengan kada dan kadar atau takdir adalah
ketentuan atau ketetapan ( Allah ) menurut ukurannya.
Agama islam
adalah rahmat Allah untuk semesta alam yang artinya rahmat tersebut bukan hanya
untuk makhluk yang tampak saja seperti lingkungan hidup tetapi juga makhluk
yang tidak tampak seperti alam ghaib. Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah
menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam sekitar.
Lingkungan hidup merupakan dukungan terhadap kehidupan dan kesejahteraan, bukan
saja terhadap manusia akan tetapi juga bagi makhluk yang lain seperti tumbuh –
tumbuhan dan hewan. Selain Allah menciptakan lingkungan hidup dia juga
menciptakan jin. Jin merupakan makhluk ghaib yang harus kita imani. Perlu kita
ketahui bahwa selain jin yang taat dan patuh kepada Allah SWT ada pula jin yang
tidak patuh dan taat kepada Allah seperti iblis dan syetan. Iblis dan syetan
adalah makhluk allah yaitu sejenis jin yang diciptakannya dari api yang sangat
panas jauh sebelum diciptakannya nabi Adam as.
1.2 Batasan Masalah
1. Bagaimana cara beriman kepada malaikat?
2. Bagaimana cara beriman kepada hari akhir?
3. Bagaimana cara beriman kepada takdir?
4. Bagaimana akhlak terhadap makhluk Allah ( selain manusia ) yang
tampak dan yang tidak tampak?
1.3 Tujuan Penulisan
1.
Dapat
mengetahui penjelasan beriman kepada malaikat
2.
Dapat
mengetahui penjelasan beriman kepada hari akhir
3.
Dapat
mengetahui penjelasan beriman kepada takdir
4.
Dapat
mengetahui bagaimana akhlak terhadap makhluk allah ( selain manusia ) yang
tampak dan yang tidak tampak.
5.
Dapat menambah
wawasan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Iman Kepada Malaikat[1]
Malaikat adalah makhluk ghaib yang
tidak dapat ditangkap oleh pancaindera manusia. Akan tetapi, dengan izin Allah
malaikat dapat menjelmakan dirinya seperti di hadapan Maryam, ibu Isa Almasih (
QS. Maryam ( 19 ) : 16 – 17.
öä.ø$#ur Îû É=»tGÅ3ø9$# zNtötB ÏÎ) ôNxt7oKR$# ô`ÏB $ygÎ=÷dr& $ZR%s3tB $wÏ%÷° ÇÊÏÈ ôNxsªB$$sù `ÏB öNÎgÏRrß $\/$pgÉo !$oYù=yör'sù $ygøs9Î) $oYymrâ @¨VyJtFsù $ygs9 #Z|³o0 $wÈqy ÇÊÐÈ
16. dan Ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, Yaitu
ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur,
17. Maka ia Mengadakan tabir (yang
melindunginya) dari mereka; lalu Kami mengutus roh Kami [901]
kepadanya, Maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna.
[901] Maksudnya: Jibril a.s.
Malaikat
diciptakan Allah dari cahaya dengan sifat dan pembawaan antara lain :
1.
Selalu taat dan
patuh kepada Allah.
2.
Senantiasa
membenarkan dan melaksanakan perintah allah. Para malaikat mempunyai tugas
tertentu di alam ghaib dan dunia. Tugas malaikat di dunia antara lain :
·
Menyampaikan
wahyu Allah kepada manusia melalui para rasulnya
·
Mengukuhkan
hati orang – orang yang beriman
·
Memberi
pertolongan kepada manusia
·
Membantu
perkembangan rohani manusia
·
Mencatat
perbuatan manusia.
Dari uraian
tugas para malaikat tersebut jelas bahwa tugas – tugas itu berhubungan langsung
dengan penumbuhan dan pengembangan rohani manusia. Itulah salah satu sebabnya
mengapa manusia wajib beriman ( meyakini ) adanya makhluk yang bertugas untuk
menumbuhkan dan mengembangkan rohaninya. Kewajiban untuk percaya kepada
malaikat dinyatakan Al – qur ‘ an surat Al – baqarah ( 2 ) ayat 177 :
* }§ø©9 §É9ø9$# br& (#q9uqè? öNä3ydqã_ãr @t6Ï% É-Îô³yJø9$# É>ÌøóyJø9$#ur £`Å3»s9ur §É9ø9$# ô`tB z`tB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# Ïpx6Í´¯»n=yJø9$#ur É=»tGÅ3ø9$#ur z`¿ÍhÎ;¨Z9$#ur tA#uäur tA$yJø9$# 4n?tã ¾ÏmÎm6ãm Írs 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuø9$#ur tûüÅ3»|¡yJø9$#ur tûøó$#ur È@Î6¡¡9$# tû,Î#ͬ!$¡¡9$#ur Îûur ÅU$s%Ìh9$# uQ$s%r&ur no4qn=¢Á9$# tA#uäur no4q2¨9$# cqèùqßJø9$#ur öNÏdÏôgyèÎ/ #sÎ) (#rßyg»tã ( tûïÎÉ9»¢Á9$#ur Îû Ïä!$yù't7ø9$# Ïä!#§Ø9$#ur tûüÏnur Ĩù't7ø9$# 3 y7Í´¯»s9'ré& tûïÏ%©!$# (#qè%y|¹ ( y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd tbqà)GßJø9$# ÇÊÐÐÈ
177. bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu
suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada
Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan
harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin,
musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan
(memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan
orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang
sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah
orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.
2.2 Iman Kepada Hari Akhir
Hari
akhir adalah kehidupan yang kekal sesudah kehidupan di dunia yang fana ini
berakhir termasuk semua proses dan peristiwa yang terjadi pada hari itu, mulai
dari kehancuran alam semesta dan seluruh isinya serta berakhirnya seluruh
kehidupan ( Qiyamah ), kebangkitan seluruh umat manusia dari alam kubur (
Ba’ats ), dikumpulkannya seluruh umat manusia dipadang mahsyar ( Hasyr ),
perhitungan seluruh seluruh amal perbuatan manusia di dunia ( Hisab ),
penimbangan amal perbuatan tersebut untuk mengetahui perbandingan amal baik dan
amal buruk ( Wazn ), sampai kepada pembalasan dengan surga dan neraka ( Jaza’
).
Akan
tetapi pembahasan tentang hari akhir dimulai dari pembahasan tentang alam kubur
karena peristiwa kematian sebenarnya sudah merupakan kiamat kecil ( Al –
Qiyamah As – Sughra ), dan juga karena orang – orang yang sudah meninggal dunia
telah memasuki bagian dari proses hari akhir yaitu proses transisi dari
kehidupan dunia menuju kehidupan akhirat. Alam transisi tersebut dinamai dengan
alam Barzakh.
Disamping
istilah hari akhir ( Al – Yaum Al – Akhir ), Al – Qur ‘ an juga menggunakan
istilah atau nama – nama lain, yang masing – masing nama menunjukan peristiwa,
keadaan atau suasana yang akan dialami oleh umat manusia dalam proses menuju
kehidupan yang abadi tersebut.
Beriman
kepada hari akhir ini membuat manusia terbagi kedalam 3 kategori :
1.
Manusia yang tidak
percaya kepada hari akhir dan memandang kehidupan dunia ini sebagai satu –
satunya kehidupan.
2.
Manusia yang
tidak menyangkal hari akhirat, tetapi bergantung kepada campur tangan atau
bantuan pihak lain untuk mensucikan diri dan menebus dosa – dosanya.
3.
Manusia yang
yakin pada hari akhir sebagaimana diterangkan dalam ajaran islam. Orang yang
yakin akan adanya hari akhir dan yakin pula bahwa ia bertanggung jawab terhadap
segala perbuatan yang dilakukannya, memperoleh pengawasan dalam dirinya setiap saat
ia menyimpang dari jalan yang benar.
Al – qur ‘ an
memberikan perhatian yang sangat besar terhadap iman kepada hari akhir ini. Hal
itu terlihat antara lain :
1.
Seringnya
disebut langsung iman kepada Hari akhir sesudah iman kepada Allah SWT, terutama
jika arkanul iman yang lainnya tidak disebutkan secara lengkap.
Dalam surah al
– baqarah ( 2 ) ayat 62
¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä úïÏ%©!$#ur (#rß$yd 3t»|Á¨Z9$#ur úüÏ«Î7»¢Á9$#ur ô`tB z`tB#uä «!$$Î/ ÏQöquø9$#ur ÌÅzFy$# @ÏJtãur $[sÎ=»|¹ öNßgn=sù öNèdãô_r& yYÏã óOÎgÎn/u wur ì$öqyz öNÍkön=tæ wur öNèd cqçRtøts ÇÏËÈ
62. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi,
orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin[56], siapa saja diantara mereka
yang benar-benar beriman kepada Allah[57], hari kemudian dan beramal saleh[58],
mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada
mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. [56] Shabiin ialah orang-orang
yang mengikuti syari'at nabi-nabi zaman dahulu atau orang-orang yang menyembah
bintang atau dewa-dewa.
[57]
Orang-orang mukmin begitu pula orang Yahudi, Nasrani dan Shabiin yang beriman
kepada Allah Termasuk iman kepada Muhammad s.a.w., percaya kepada hari akhirat
dan mengerjakan amalan yang saleh, mereka mendapat pahala dari Allah.
[58] Ialah perbuatan yang baik yang
diperintahkan oleh agama Islam, baik yang berhubungan dengan agama atau tidak.
2. Banyaknya Al
– qur ‘ an menyebut tentang hari akhir dibandingkan dengan masalah – masalah
ghaib yang lainnya. Hampir tiap halaman Al – qur ‘ an dijumpai pembicaraan
tentang hari akhir.
3. Banyaknya
nama – nama hari akhir, yang masing – masing nama menunjukan proses, peristiwa
dan keadaan yang terjadi pada hari itu.
Adapun hikmah
perhatian al – qur ‘ an yang besar itu antara lain adalah :
1.
Menunjukkan
betapa pentingnya iman kepada hari akhir itu dalam ajaran islam. Sebab dengan
adanya keimanan terhadap hari akhir seseorang akan disiplin dan berusaha
maksimal untuk mematuhi ajaran Allah SWT, sebab dia tahu bahwa tidak satu pun
amal perbuatannya baik lahir maupun bathin yang luput pencatatan dan
perhitungan kelak di akhirat.
2.
Dengan adanya
penggambaran yang detail tentang sorga dan neraka dengan segala kenikmatan dan
siksaannya, seseorang akan terdorong untuk merasakan kenikmatan itu, dan takut
untuk merasakan siksaan. Hal tersebut tentu akan membuatnya selalu ingin
melaksanakan kebaikan dan tidak mau melaksanakan kemaksiatan.
3.
Dengan seringnya
disebutkan masalah iman kepada hari akhir, maka hal itu akan bisa mengingatkan
orang – orang yang sering terlupa dan lalai dalam kehidupannya karena
terpengaruh dengan segala kesenangan hidup di dunia.
4.
Dengan
menyebutkan masalah hari akhir secara detail diharapkan dapat mematahkan
argumentasi para penentangnya atau mematahkan dalil – dalil yang sebenarnya
tidak ilmiah dari orang – orang yang tidak percaya dengan adanya hari akhir (
Yasin, 1983. Hlm. 89 – 93 ).[2]
2.3 Iman kepada takdir Allah SWT
Takdir dibagi
menjadi qada dan qadar. Qada adalah semua ketentuan – ketentuan yang diciptkan
Allah berdasarkan kehendakNya, sedang kan Qadar dalah perwujudan atas kehendak,
ukuran dan ketentuan Allah SWT atas segala sesuatu.
Takdir
memiliki empat tingkatan, dan tidak sah keimanan seseorang kecuali dengan
mengimani ke empat tingkatan ini :
1.
Al ilmu
Yaitu dengan
meyakini bahwa allah swt maha mengetahui segala sesuatu baik yang sudah terjadi , yang sedang terjadi
ataupun yang akan terjadi. Bahkan allah mengetahui sesuatu yang tidak terjadi,
dan bagaimana jika itu terjadi. Sebagaimana juga dia maha tahu tentang
ciptaannya sebelum dia menciptakan mereka, dan allah mengetahui rizki, ajal
serta amalan mereka.
Dalam surah
Saba ayat 3 :
tA$s%ur tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. w $oYÏ?ù's? èptã$¡¡9$# ( ö@è% 4n?t/ În1uur öNà6¨ZtÏ?ù'tGs9 ÉOÎ=»tã É=øtóø9$# ( w Ü>â÷èt çm÷Ztã ãA$s)÷WÏB ;o§s Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# wur Îû ÇÚöF{$# Iwur ãtóô¹r& `ÏB Ï9ºs Iwur çt9ò2r& wÎ) Îû 5=»tGÅ2 &ûüÎ7B ÇÌÈ
3. dan orang-orang yang kafir berkata: "Hari berbangkit itu
tidak akan datang kepada kami". Katakanlah: "Pasti datang, demi
Tuhanku yang mengetahui yang ghaib, Sesungguhnya kiamat itu pasti akan datang
kepadamu. tidak ada tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada di
langit dan yang ada di bumi dan tidak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan
yang lebih besar, melainkan tersebut dalam kitab yang nyata (Lauh
Mahfuzh)",
2. Al – kitabah ( penulisan )
Yaitu
dengan meyakini bahwa segala sesuatu sudah ditulis oleh Allah SWT Di Lauhul
Mahfudz. Dalam surah yasin ayat 12 :
$¯RÎ) ß`øtwU ÌÓ÷ÕçR 4tAöqyJø9$# Ü=çGò6tRur $tB (#qãB£s% öNèdt»rO#uäur 4 ¨@ä.ur >äóÓx« çm»uZø|Áômr& þÎû 5Q$tBÎ) &ûüÎ7B ÇÊËÈ
12. Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami
menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka
tinggalkan. dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam kitab Induk yang nyata
(Lauh Mahfuzh).
Rasululullah
SAW bersabda : “ Allah telah menulis semua takdir makhluknya 50. 000 tahun
sebelum dia menciptakan langit dan bumi.
3. Al Masyi’ah ( kehendak )
Yaitu
Al Masyi’ah ( kehendak ) bahwa semua yang terjadi didunia ini merupakan
kehendak Allah SWT. Apa yang dia kehendaki pasti akan terjadi dan sebaliknya.
Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa kehendaknya.
Dalam surah at - takwir ( 81 ) ayat 28 – 29 :
`yJÏ9 uä!$x© öNä3ZÏB br& tLìÉ)tGó¡o ÇËÑÈ $tBur tbrâä!$t±n@ HwÎ) br& uä!$t±o ª!$# >u úüÏJn=»yèø9$# ÇËÒÈ
28. (yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan
yang lurus.
29. dan kamu tidak dapat menghendaki
(menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.
4. Al – kholqu ( penciptaan )
Bahwa
segala sesuatu selain adalah adalah makhluk, ciptaan allah swt, Allah lah yang
menciptakan mereka dari ketiadaan.Termasuk perbuatan manusia, merupakan ciptaan
Allah SWT.
Dalam surah Az – zumar ( 39 ) ayat
96 :
ª!$# ß,Î=»yz Èe@à2 &äóÓx« ( uqèdur 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ×@Ï.ur ÇÏËÈ
62. Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala
sesuatu.
Hikmah beriman kepada takdir :
1.
Melahirkan
kesadaran bagi umat manusia bahwa segala sesuatu di alam semesta ini berjalan
sesuai dengan undang – undang, aturan dan hukum yang telah ditetapkan pasti
oleh Allah SWT.
2.
Mendorong
manusia untuk berusaha dan beramal dengan sungguh – sungguh untuk mencapai
kehidupan yang baik didunia maupun diakhirat, mengikuti hukum sebab akibat yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT.
3.
Mendorong
manusia untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT yang memiliki kekuasaan
dan kehendak yang mutlak, disamping memiliki kebijaksanaan, keadilan, dan kasih
sayang kepada makhluknya.
4.
Menanamkan
sikap tawakal dalam diri manusia, karena menyadari bahwa manusia hanya bisa
berusaha dan berdoa, sedangkan hasilnya diserahkan kepada Allah SWT.[3]
2.4 Akhlak terhadap makhluk Allah (
selain manusia ) yang tampak dan yang tidak tampak.
v Akhlak terhadap makhluk Allah SWT yang tampak ( selain manusia )
Seperti lingkungan hidup dan alam sekitar :
A.
Sadar dan
memelihara kelestarian lingkungan hidup.
B.
Menjaga dan
memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, fauna dan flora yang sengaja di
ciptakan Allah untuk kepentingan manusia dan makhluk lainnya.
C.
Sayang pada
sesama makhluk
v Akhlak terhadap makhluk Allah SWT yang tidak tampak Seperti
Malaikat, Jin, Iblis dan Syetan :
Secara
etimologis kata Al – Jin berasal dari kata Janna artinya bersembunyi. Dinamai al- jin karena tersembunyi dari pandangan manusia.
Kata lain yang berasal dari kata janna adalah Junnah artinya
perisai, dinamai demikian karena menyembunyikan kepala prajurit yang memakainya
: Jannah artinya sorga atau taman, dinamai demikian Karena tanaman
tersembunyi oleh pohon – pohon yang rindang, Janin artinya cabang bayi,
dinamai demikian karena tersembunyi didalam perut ibu ( Al – Jazairy, hlm. 211
).
Kata Iblis menurut
sebagian ahli bahasa berasal dari Ablasa artinya putus asa, Dinamai
iblis karena dia putus asa dari rahmat atau kasih sayang Allah SWT ( Sayid
Sabiq, 1986 hlm. 219 ).
Kata Syaitan
berasal dari kata Syatana artinya menjauh, dinamai syaitan karena
jauhnya dia dari kebenaran. ( Shabuni, 1977, hlm. 17 ).
Secara
terminologis, Jin adalah sebangsa makhluk ghaib ( makhluk rohani ) yang
diciptkan oleh Allah SWT dari api.
Iblis itulah
nenek moyang seluruh syaitan, yang seluruhnya selalu durhaka kepada Allah SWT
dan bertekad untuk menggoda umat manusia ( anak cucu adam ) mengikuti langkah
mereka menentang perintah Allah SWT.
Ringkasannya
jin adalah makhluk ghaib yang diciptakan oleh Allah dari api, mukallaf seperti
manusia, diantara mereka ada yang patuh dan ada yang durhaka. Yang durhaka
pertama kali adalah Iblis atau anak cucunya disebut syaitan.
Kita meyakini
bahwa Allah SWT adalah Tuhan Semesta Alam dan Maha Kuasa serta Maha
berkehendak, sedangkan semua makhluknya termasuk jin, iblis, dan setan berada
berada didalam kekuasaannya. Sikap yang mencerminkan beriman kepada makhluk
Allah SWT yang tidak tampak adalah sebagai berikut :
A.
Jangan menuruti
langkah – langkah setan.
B.
Tidak terganggu
dan terjebak dalam kehidupan jin, iblis, dan setan.
C.
Selalu
mengingat Allah dan memohon pertolongannya dari segala godaan iblis dan setan.
D.
Melaksanakan
segala perintah Allah dan menjauhi larangannya.[4]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tentang
beriman kepada hari akhir di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa :
Maksud beriman
kepada malaikat adalah meyakini bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan
rasulnya dalam menurunkan kitab Allah SWT dan menyampaikan perintah dan larangannya.
Perilaku beriman kepada malaikat seperti berkata jujur, menepati janji, dan
menjaga amanah.
Dampak
dari beriman kepada hari akhir :
A.
Begitu besar
kekuasaan Allah SWT yang telah merencanakan gelombang kehidupan ini.
B.
Dengan beriman
kepada Hari Akhir kita akan mendapat berbagai kebaikan.
Adanya takdir
Allah SWT akan mengantarkan sikap yang positif dalam diri kita untuk selalu
berbaik sangka terhadap ketentuan Allah SWT.
Beriman kepada
yang ghaib mempunyai dampak positif yang besar sekali seperti menjadi motivator
yang sangat kuat untuk melahirkan amal kebajikan dan memberantas kemaksiatan.
Dengan cara
kita beriman kepada makhluk allah yang tampak ini ( lingkungan hidup ) maka
kita akan sadar bahwa alam kita ini punya Allah yang harus kita jaga dan akan
memberikan dampak yang baik untuk kita sebagai makhluk Allah SWT.
3.2 Saran - saran
1. Hanya satu saran yaitu kita harus
selalu beriman kepada malaikat, hari akhir, takdir, makhluk allah yang ghaib
karena kita hanyalah makhluk allah yang sangat kecil dihadapan nya dan kita
tidak ada apa – apa nya bagi Allah SWT.
2. Semoga kita selalu menjaga
lingkungan hidup terutama alam atau tempat tinggal disekitar kita.
2. Demi kesempurnaan makalah ini,
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun kearah
kebaikan demi kelancaran dan kesempurnaan penulisan ini.
[1]
Mohammad Daud
Ali, Pendidikan Agama Islam, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2013,
hlm. 209 - 210
[2]
Ibid : hlm. 228
- 229
[3]
Yunahar Ilyas, Kuliah
Aqidah Islam, Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam ( LPPI ) Yogyakarta,
2006, hlm. 191 - 192
[4]
Kusnadi, Akidah
Islam Dalam Konteks Ilmih Populer,
Amzah, Jakarta, 2007, hlm. 118
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih komentarnya :)