B. PEMBAHASAN
KULIAH KHAMSAH/PREDICABLE
A.
Pengertian Lafaz kulli/Predicable
Aristoteles
mengatakan bahwa ada empat jenis predicable/kulliya khamsah, yaitu Proprium,
Definisi, Genus, dan Accident. Prophyrry, seorang ahli filsafat penganut
Neo-Platonisme mengemukakan 5 jenis predicable, yaitu Genus, Species,
Differentia, Proprium, dan Accident[1]
Kulli
atau kata umum adalah lafaz tunggal yang mencakup beberapa unit yang banyak.
Contoh : lafaz sungai yang mencakup sungai nil, brantas, efurat dan
sungai-sungai yang lainnya.[2]
مَا لَا
يَمْنَعُ تَصَوُّرُ مَعْنَاهُ مِنْ وُقُوْعِ الشِّرْكَةِ فِيْهِ
Yaitu:
Suatu lafaz yang dengan memahami maknanya tidak tertutup kemunkinan ada
serikat atau kebersamaan pada maknanya.
Contoh:
Dalam
kata-kata “tuhan” tidak tertutup kemunkinan mempunyai makna yang banyak, dan
bukan hanya allah saja (tuhan yang haq disembah)[3]
B.
Pembagian lafaz kulli
Lafz
kulli terbagi kepada dua bagian, yaitu : kulli zati dan kulli aridhi.
1.
Kulli zati
Adalah
lafaz kuli Yang menunjuk pada mahiyah ( hakikat) sepenuhnya yang kepadanya
dapat diajukan pertanyaan: apa dia,,?
Contoh:
Hayawan
atau natiq, dilihat dari lafaz insan. Kata hayawan ,begitu juga natiq merupakan
bagian dari insan, karena insan adalah hayawan al-natiq, lafaz hayawan
merupakan bagian dari insan (sebagai mahiyah atau hakikat). Karena insan adalah
hayawan al-natiq, dan insan adalah mahiyah atau hakikat hayawanun natiq, jadi
hayawan dan natiq adalah lafaz kulli zati, begitu juga insan . kepada insan
dapat diajukan pertanyaan apa dia, ?
Kulli
zati terbagi kepada tiga: yaitu jenis, nau’ dan fashal.
a.
Jenis
Adalah lafaz kulli yang masdhaqnya
terdiri dari subtansi ( hakikat) yang
bereda, atau lafaz kulli yang dibawahnya terdapat lafaz-lafaz kulli yang
mempunyai makna lebih khusus.
Contoh:
Lafaz hayawan mengandung makna
manusia dan hewan-hewan lainnya, seperti kambing, kerbau dan lainnya. Manusia,
kambing dan kerbau itu hakikat maknanya lebih khusus daripada hewan. Kepada
hewan, natiq dan insan dapat diajukan pertanyaan : apa dia,
Lafaz kulli yang lebih umum dari hakikat, seperti: kata “hayawan”
lebih umum daripada “hayawan natiq”[4]
Jenis terbagi kepada tiga yaitu:
1)
Shafil.
Yaitu lafaz kulli yang tidak ada jenis dibawahnya, tetapi diatasnya
terdapat beberapa jenis.
Contoh:
Hayawan ,
Diatas lafaz kulli hayawan terdapat beberapa jenis, yaitu nami,
jism dan jauhar. Sedang dibawahnya tidak ada lagi kecuali
hakekat-hakekat(subtansi) yang berbeda. Yaitu manusia, sapi, kambing, kerbau dan
yang lainnya.
2). Mutawasith.
Yaitu lafaz kulli yang diatasnya terdapat jenis, dan dibawahnya pun
terdapat jenis.
Contoh:
nami (yang tumbuh).
Diatas
lafaz kulli nami terdapat jenis, yaitu jisim dan dibawahnya pun terdapat jenis,
yaitu hayawan.
3).
‘Ali.
Yaitu
lafaz kulli yang tidak ada jenis lagi diatasnya, tetapi dibawahnya terdapat
beberapa jenis.
Contoh:
jauhar.
Diatas
lafaz kulli jauhar tidak ada lagi jenis, tetapi dibawahnya terdapat beberapa
jenis, yaitu jisim, dan hayawan.
b.
Nau’
Lafaz kulli yang mashadaqnya terdiri
dari hakikat-hakikat yang sama, seperti lafaz insan yang mashadaqnya adalah
mustafa, ibrahim, amin, ali dan lain sebagainya yang semuanya mempunyai hakikat
ang sama. [5].
Secara sinkatnya nau’ adalah kulli zati
yang menjadi unkapan sinkat dari hakikat / mahiyah. Seperti
إنسان adalah unkapan sinkat
dari hakikat حيوان الناطق [6]
Nau’ terbagi
kepada dua macam yaitu:
a). Nau’ haqiqi.
Adalah
lafaz kulli yang berada dibawah jenis, sedang mashadaqnya merupakan hakikat
yang sama. Nau’ haqiqi ini tidak ada lagi dibawahnya kecuali jiz’inya.
Contoh:
insan
Lafaz
insan adalah nau’ yang berada dibawah hayawan (jenis). Didalam lafaz kulli
insan terdapat banyak hakikat yang sama, seperti amin, budi, kamil, dan lain
sebagainya.
b). Nau’ idhafi
adalah
lafaz kulli yang berada dibawah jenis, baik hakikatnya sama maupun tidak.
Conto:
Hayawan
Lafaz
hayawan berada dibawah jenis al-nami (yang berkembang atau tumbuh), sedangkan
hkikat dari nami tidak sama, yaitu manusia, kambing, kelapa, dan yang lainnya.
Hayawan dikatakan nau’ dibanding dengan jisim dan nami yang diatasnya, tapi ia
dikatakan jenis dibandinag dengan insan, kambing, sapi dan lainnya yang
dibawahnya.[7]
Nau’
idahafi terbagi kepada dua:
1.
Safil.
Yaitu
lafaz kulli yang tidak ada lagi dibawahnya kecuali subtansi juz’inya,
Contoh: insan
Lafaz
insan tidak ada lagi nau’ dibawahnya. Yang ada dibawahnya hanyalah juz’inya
yaitu: budi, kamal, anton, dan yang lainnya.
2.
Mutawassith
Yaitu
lafaz kulli yang dibawahnya terdapat nau’ dan atasnya terdapat nau’
Contoh:
hayawan dan al-nami
Diatas
hayawan terdapat nau’ yaitu al-nami dan dibawahnya ada nau’ yaitu al-insan.
Demikian juga dengan al-nami diatasnya ada nau’ yaitu jisim, dan dibawahnya
juga ada nau’ yaitu al-hayawan.
3.
‘Ali.
Yaitu
lafaz yang tidak ada lagi diatasnya kecuali jenis ‘Ali.
Contoh:
al-jismu
Lafaz
al-jismu tidak ada lgi diatasnya kecuali jenis ‘ali yaitu al-jauhar. [8]
c.
Fashl
Yaitu kulli zati yang sama dengan
hakikat / mahiyah, seperti natiq, tinkat keumuman natiq dengan hayawan adalah
sama.[9]
Fashal terbagi kepada dua yaitu:
1.
Fashal
qarib
Adalah ciri yang membedakan sesuatu dari sesuatu yang menyamainya
dalam jenisnya yang dekat (qarib)
Contoh:
berfikir
Kata dapat befikir adalah fashal
qarib bagi manusia yang membedakannya dari yang menyamainya dalam satu jenis,
yaitu hayawan ( kambing, kerbau dan yang lain)
2.
Fashal
ba’id
Yaitu kulli (kata umum) yang berupa
alat untuk membedakan dengan jenis yang lain yang jauh.
Contoh: merasakan atau berperasaan
Adalah alat untuk membedakan antara
manusia degan jenis lain yang jauh seperti hewan[10]
2.
Kulli ‘aridhi
Yaitu suatu lafaz yang mencakupi
sesuatudan dia bukan bagian dari hakikat sesuatu tersebut[11]
Kulli ‘aridhi terbagi kepada dua
bagian yaitu:
a.
‘aradh khas.
Yaituyaitu kata umum yang khusus
pada hakikat zat serta tidak disifati kecuali hanya bagian-bagiannya saja.
Contoh:
Unkapan “tertawa” disandarkan kepada
manusia, atau kata “mampu mengetahui bahasa” disandarkan pada manusia,
b.
‘aradh ‘am
Yaitu kata umum yang sama antara
satu hakikat dengan beberapa hkikat yang lainnya.
Contoh:
Kata “putih” disandarkan pada
manusia, karena yang disifati putih bukan saja manusia tetapi juga bisa benda
lain.[12]
C.
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
Predicable
adalah bagian dari proposisi yang menyatakan bahwa ia mempunyai hubungan subyek
atau tidak. Pembagian Predicable yaitu: Genus dan species, Adalah dua kelompok
yang saling berhubungan./ kuli terbagi kepada dua pembagian yaitu:1. Dzati, 2.
‘aridhi, kulli zati terbagi menjadi tiga bagian yaitu: jenis, nau’ dan fashal.
Jenis terbagi menajdi tiga: safil, mutawasith, ‘ali. Nau’ terbagi menjadi dua:
haqiqi dan idhafi. Fashal terbagi menjadi dua: qarib dan ba’id. Kulli ‘aridhi
terbagi menajadi dua yaitu: khassah dan ‘ammah.
Differentia
adalah ciri yang membedakan suatu species dengan species lainnya dalam satu
genus. Proprium, proprium bukan merupakan ciri daripada sesuatu term yang
didefisinikan. Accident, accident adalah atribut tambahan yang tidak termasuk
ciri pembeda atau sifat atau akibat dari sifat yang dimiliki, tetapi hanya
tambahan yang tidak menyebabkan perbedaan pokok.
2.
KRITIK/SARAN
Demikian, makalah mengenai predicable dan
pembagiannya. Semoga apa saja yang telah kami tulis bisa bermanfaat dan yang
benar niat untuk amal serta sampaikan kepada orang yang belum tahu. Apabila ada
benarnya itu semata-mata dari Allah SWT dan apabila ada salahnya itu dari
kebodohan, keteledoran kami sendiri. Pemakalah sangat mengharapkan kritik dan
sarannya pemakalah ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Bayhaqi, ilmu mantiq, darul ulum pres, radar jaya offset,
jakarta,
Partap Sing Mehra, Pengantar Logika Tradisional, (Bandung:
Binacipta )
Syekh muhammad nur al-ibrahimy, ilmu mantiq, “al-miftah”
surabaya.
Idhahil mubham
[1] Partap Sing
Mehra, Pengantar Logika Tradisional, (Bandung: Binacipta ), h. 24
[5] Bayhaqi, ilmu
mantiq, (jakarta: daru ulum pres),
h. 43
[6] Idhahil mubham,
op.cit, h. 59
[7] Bayhaqy, op. cit, h. 45
[9] Idhahil mubham, op.cit, h.60
[10] Muhammad nur
al- ibrahimy, op.cit, h. 27
[11] Idahil ubham,
op.cit, h. 61
[12] Muhammad nur
al-ibrahimy, op.cit, h. 28
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terimakasih komentarnya :)