Jumat, 28 Oktober 2016

ADAT KEBIASAAN DALAM ETIKA

MAKALAH
ETIKA
Tentang
ADAT KEBIASAAN DALAM ETIKA


Disusun oleh

PARLU HUTAN RITONGGA
1513020021

Dosen Pembina
1.Drs. Aditiawarman AD, M.Ag
2. Usman, SHI, MA.


JURUSAN PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
                                                           1437 H / 2016 M




ADAT KEBIASAAN
Suatu perbuatan bila diulang-ulang sehingga menjadi mudah dikerjakan disebut adat kebiasaan membentuk kebiasaan segala perbuatan, baik atau buruk menjadi adat kebiasaan karena dua faktor; kesukaan kepada suatu pekerjaan dan menerima kesukaan itu dengan melahirkan suatu perbuatan dan dengan diulang-ulang secukupnya.
Mengulang keukaan hati saja tidak cukup, barang siapa berulang kali ingin minum rokok, akan tetapi tidak menurutinya tidak menjadikebiasaan. Dengan demikian menjadi adat kebiasaan karena keinginan hati dan dilakukannya dan keduanya diulang – ulang.  
1.      Adat kebiasaan menurut physiology
Segala ada yang dirasakan oleh manusia dan apa yang diperbuat, buhubungan rapat dengan urat sarap, terutama otak. Kalau pengertian kita tentang otak itu cukup tentu kita dapat mengerti dengan perantaraan susunan dan bentuknya, kebanyakan dari sifat-sifat manusia.
Sifat urat saraf itu menerima perobahan. Sesuatu jasim disebut menerima perobahan, bila dapat dirobah menurut bentuk baru dan bila berobah ia tetap dalam perobahan itu. Seperti jugalah keadaan urat saraf. Tiap-tiap perbuatan dan fikiran memberi bekas kepadanya dan merobahnya dengan bentukan yang tertentu, sehingga bila dikehendaki, berfikir atau berbuat kedua kali adalah lebih mudah karena urat saraf telah sedia danterbentuk menurut perbuatan itu.   
2.      Ketentuan sifat bagi adat kebiasaan
Kalau kebiasaan telah terbentuk ia mempunyai ketentuan sifat, diantaranya :
a.       Memudahkan perbuatan yang dibiasakan
Umpamanya berjalan dan berjalan itu adalah lathian yang berat. Untuk mempelajarinya menghajatkan waktu beberapa bulan lamanya. Semua kita belajar bagaimana kita berdiri, sedangkan berdirinya orang agak sukar karena bersandar kepada dasar yang tidak luas dan karenanya berdirinya lebih sukar dari binatang yang berkaki empat.
b.      Menghemat waktu dan perhatian
Tatkala diulang perbuatan dan menjadi kebiasaan maka dapat melakukan dalam waktu yang lebih singkat dan tidak dihajatkan ekpaada perhatian yang banyak contohnya ialah waktu kita mempelajarinya semula menulis sebaris saja memakan waktu beberapa waktu, membutuhkan perhatian yang sempurna dan mempersiapkan segala fikiran yang ada.
3.      Kekuatan kebiasaan
Kebanyakan orang mengibaratkan “kekuatan kebiasaan” dengan perkataan. Kebiaaan itu natuur yang kedua. Mereka maksud bahwa adat kebiasaan itu mempunyai kekuatan yang menpunyai kekuatan yang mendekati kepada “natuur yang pertama”.
Adat kebiasaan sebgai kata James ialah yang memudahkan bagi buruh logam bekerja dalam tambang yang gelap, bagi penyelam dalam pekerjaan mereka didalam lautan yang bergelombang besar, bagi pelaut dalam menghadapi angin taufan yang kencang dan petani dalam sawah-sawahnya menderita panas terik dan dingin yang menyakiti.
Demikian juga kebiasaan teradang memperhamba manusia menjadi sumber kesengsaraannya bila kebiasaan itu buruk, seperti adat minum-minuman keras dan placuran. Tetapi terkadang menjadi sumber kebahagiaan bila ia baik, seperti ada kebersihan, menjaga waktu dan jujur.

4.      Merobah adat kebiasaan
Tidak sedikit orang yang terkena akibat kebiasaan yang membahayakan, hendak merobahnya atau menghindarinya. Maka perlu kita mengetahui cara bagaimana kita sampai kearah itu. Pengertian kita bagaimana membentuk adat kebiasaan, menolong kita untuk mengetahui cara bagaiaman kita akan menghindarinya.
Untuk merobah adat kebiasaan yang buruk harus memperhatikan peraturan yang tersebut dibawah ini :
a.       Berniatlah yang sungguh dengan tiada diiringi eraguan, letakkanlah didirimu ditempat yang ccocok dengan kebiasaan lama yang henadak engkau hindarkannya dan ikatlah dirimu dengan ikatan yang menjadi lawan adat kebiasaan kuno dan sekali-kali jangan berbuat yang sesuai dengannnya.
b.      Jangan mengizinkan bagi dirimu untuk menyalahi kebiasaan yang baru karena sesuatu apapun, kecuali kalau sudah akar-akarnya pada diri dan penghidupanmu, karena tiap-tiap tindakan yang menyalahi kebiasaan yang baru ini akan menjauhi dari hasil yang kita harapkan .
c.       Carilah waktu yang baik untuk mentafzkan niatmu dan ikutilah segala gerak jiwa yang menolong tanfiz tersebut, karena kesukaran itu bukan dalam niat tetapi didalam mentanfizkannya. Walaupun keinginan seornag itu baik, tetapi didlam mentanfizkannya. Walaupun keinginan seseorng itu baik tetapi tidak akan baik akhlaknya kecuali jika dpat mencari waktu yang baik.

d.      Jagalah pada dirimu kekuatan penoloan dan peliharlah agar selau hidup dalam jiwamu dengan mendermakan perbuatan yangkecil-kecil tiap hari untuk mengekang hawa nafsumu kerna yang demikian ituda apt menolong engkau untuk menghadapi segala penderitaan kalau datang waktunya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terimakasih komentarnya :)